Selesai baca tulisan teman di salah satu situs jejaring sosial dan keinginan untuk re-post pun muncul tak terbendung. *halah.
Berikut tulisan yang tadi saya baca mengenai Aisyah dan Ma’isyah, dua pesona yang menggetarkan hati para pemuda pemudi untuk menuju jenjang pernikahan.
***
Aisyah adalah istri Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam yg paling sering dibahas dlm sejarah. Aisyah adalah icon istri idaman para lelaki bujangan.
Maisyah artinya sumber nafkah, api pembakar tungku di dapur, bensin penggerak mesin rumah tangga, perannya kecil tapi penting.
Aisyah & Maisyah adalah 2 hal yg menjadi faktor tarik-ulur para pemuda di penghujung masa lajangnya…..
“Aisyah sih sdh ada, tapi maisyahnya blm siap.” Begitu kilah para pemuda ketika ditanya oleh ustadznya utk segera menikah…
Maka setelah lulus kuliah, para pemudi sudah pasang sign “Yes, I’m ready…!” Tapi sayang, para pemuda masih duduk bimbang di pojok mesjid.
Pemuda jomblo: “cari Aisyah dulu apa maisyah dulu ya… pusying ah…!!”
Coba perhatikan perbincangan di kalangan jomblo saat menghadiri akad nikah atau resepsi pernikahan. Pemuda & Pemudi beda bahasannya…
Para pemudi colek pengantin, tanya bagaimana perasaannya..??, kenal dimana..?? , dll | Pemuda colek pengantin & tanya “abis berapa lu…??”
Di sini lah para pemuda hrs diluruskan pemahamannya. Mereka menunda menikah hanya dgn alasan blm ada biaya tuk resepsi yg mahal.
Wahai para pemuda, ketahuilah… semahal2 biaya resepsi, masih bisa nego, masih bisa juga patungan.Tapi semurah-murahnya biaya hidup setelah menikah, itu tanggung jawabmu sendiri sebagai suami….!!*sengaja di bold biar gak kelewat bacanya 😀
Saya ulangi: “Semahal apapun biaya resepsi, bisa nego & patungan. Tapi semurah apapun biaya hidup, hrs dari kantong sendiri..”
Maka benahi prioritasmu… mengusahakan maisyah BUKAN utk biaya resepsi, tapi utk biaya hidup MANDIRI sesudah menikah.
Jadi kalo nabung abis2an buat pesta besar, lalu setelah itu numpang sama mertua, itu namanya TER…LA…LU…!!!
Tunda pernikahan dgn alasan blm punya dana buat resepsi, tapi malah ngabisin duit buat pacaran sana sini, itu namanya TER…LA…LU…!!
Tapi bagaimana kalau emang buat biaya hidup saja sepertinya blm cukup…? Silakan baca QS.24:32
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”
(QS. An Nuur (24) : 32)
HANYA dgn menikah saja, Allah berikan rezeki… apalagi kalau setelah menikah menjadi tambah tanggung jawab, tambah semangat berusaha.
Tapi gimana kalo camer yg minta pesta pernikahan seperti ini itu..? | Statusnya masih camer kan..?? kalo gak sanggup, berarti gak jodoh…, Simple…!!!
Lulus kuliah alasannya blm kerja. Sdh kerja alasannya blm karyawan tetap. Sdh diangkat, ada lagi alasannya ini itu….
Nunggu mapan baru nikah..?? Apa Nikah agar menjadi mapan..??
Blm punya rumah, blm punya kendaraan, blm punya gaji tinggi … Itu cuma alasan. Yg benar adalah blm punya NYALI…
Kalau Anda menunggu mapan, agar bisa menarik hati wanita agar mau dinikahi… Kira2 apa ya alasannya dia mau..??
Istilah Sakinah-Mawaddah-Warahmah : Damai-Cinta-Kasih…. ini adalah tangga urutan tiada Kasih tanpa Cinta, & tiada Cinta tanpa Damai.
Sakinah-Mawaddah-Warahmah itu hadir setelah menikah. Sakinah itu artinya damai, tenang, mapan. Artinya mapan baru hadir setelah menikah.
Oke, Bab-1 selesai ya…. Mantapkan niat, ubah prioritas keuangan, utk hidup setelah menikah, bukan utk resepsi mewah…
“Maisyah udah ada, tapi Aisyah belum ketemu.” Itu juga alasan…
Yg benar adalah belum ketemu NYALI utk nyari Aisyah…
Utk para pemuda, jangan tunggu mapan. Yg penting BERPENGHASILAN, sanggup bertanggung jawab menafkahi istri…
Utk para pemudi, jangan tunggu pemuda tampan berkuda putih menjemputmu. Siapkan diri juga secara finansial. Siap start dari NOL…
Oke, niat sdh mantap… Aisyah sdh siap… Maisyah sedang dijemput…
Lanjut Bab-2, tentang Taaruf & Seleksi (ttp dari kacamata keuangan ya….)
Boleh gak sih pertimbangkan HARTA dari calon suami/istri..?? Boleh aja, tapi jangan jadikan sebagai pertimbangan utama…
Ingat rumus: Agama=1, Fisik=0, Keturunan=0, Harta=0, dan lain-lain nilainya 0 juga. Coba urutkan kriteria tsb tuk dpt nilai yg tinggi.
Kalo kriterianya: Ganteng+Baik hati+Darah Biru+Kaya Raya+Agama OK, maka nilainya 00001. Alias 1 aja.
Coba kriterinya diubah… AgamanyaOK+Cantik/Ganteng+Pinter+Keturunan Baik2+Kaya Raya, nilainya 10000… Makin banyak 0 makin bagus..!!
Oke dilanjut…. Seleksi sudah clear ya… pake rumus 1+0+0+0……. Sekarang kita bahas ta’aruf alias “perkenalan”.
Ingat pepatah bilang.. “Tak kenal, maka ta’aruf”…. ini menjadi tahap yg penting juga lho…
Apa yg perlu dikenal dari calon pasangan..?? intinya sih penghasilan, gaya hidup, hutang,…. Tapi bgmn cara tanya yg elegan..??
Banyak pemudi yg ragu kalo harus tanya “emang gajimu brapa..??” tak sdikit pula pemuda yg gak mau terbuka kecuali ditanya.
Cewe matre: “mo ngasi makan apa lo berani ngelamar..??” | cewe solehah: “jelaskan, bgmn caramu membawa makanan halal dlm rumah kita..??”
Luruskan niat, tanya penghasilan bukan krn matre. Tpi minta kepastian bahwa hanya lelaki bertanggung jawab yg boleh menikahimu…
Luruskan niat, cerita ttg maisyah bukan krn sombong…. tapi meyakinkan calonmu bahwa hanya harta halal yg akan dibawa pulang ke rumah.
“Malu mau jujur kasi tau, gajiku kan kecil, nanti ditolak….” Ada yg beralasan begini..?? 🙂
Jika Anda ditolak krn dianggap penghasilannya kecil. berBAHAGIAlah…. karena Anda telah diselamatkan dari bahaya yg sangat besar.
Bayangkan seperti apa jadinya rumah tangga jika Anda mengaku berpenghasilan besar agar diterima mertua. Bahaya yg sangat besar…
Jangan bandingkan fasilitas calon suami (yg baru brp thn/bln kerja) dgn fasilitas ortu di rumah (yg sdh puluhan thn kerja).
Maka wajar kalo hrs ngontrak di rumah dalam gang becek gak ada ojek. Start bersama dari 0 itu lebih nikmat, jadi kenangan ampe tua..
Jangan nilai calonmu dari penghasilannya skrg. Tapi nilailah ia dari potensinya di masa yg akan datang. (pengalaman pribadi… hehhe..)
Menunda pernikahan krn masalah keuangan, akan membuat Anda terjerumus pada masalah keuangan yg lebih besar di masa depan.
Masuk usia pensiun, anak msh blm lepas nafkah. Melahirkan anak di usia >35 thn berisiko tinggi. Asuransi jadi lbh mahal, dll.
****
Yang penasaran dengan penampakan bukunya, monggo dilihat (bukan promosi):