Kemarin malam saya itikaf di masjid At-tin. Tidak seperti malam ganjil di tahun-tahun sebelumnya, tahun ini suasananya lumayan sepi. Aneh juga, dulu saya sulit sekali dapat lapak (baca: tempat duduk) enak walaupun sudah datang sebelum maghrib, tetapi kemarin saya dengan mudahnya dapat lapak yang lumayan padahal saya datang ba’da isya. Aneh. Sungguh aneh. Apapun alasannya, saya wajib bersyukur atas kemudahan itu ^^ (Alhamdulillah)
Seperti biasanya juga, itikaf itu selalu menjadi ajang begadang yang paling berkualitas. Mulai dari tilawah, shalat jamaah, qiyamul lail, dengerin ceramah, ketemu teman-teman lama, curhat sampai tidur dan sahur bareng orang yang gak dikenal sudah menjadi agenda rutin saat itikaf.
Kemarin, seperti biasanya. Setelah lelah dengan tilawah dan ceramah, saya duduk diam disamping dua sahabat saya. Mereka sedang meributkan kerjaan malaikat.
“Kira-kira sekarang malaikat israfil lagi ngapain yak?” tanya sahabat-1 saya.
“Lagi nunggu kiamat lah,” kata sahabat-2.
“Apa dia gak bosen ya diem2 aja sampe hari kiamat? Mungkin seharusnya dia bantuin kerjaan malaikat lain biar gak bosen dan mati gaya nunggu kiamat. Kasian kan, kalo malaikat tuh digaji dia pasti gajinya paling kecil karena kerjaannya paling sedikit,”
“Iya ya, sekarang dia ngapain ya?” sahabat-2 mulai terpancing, “Mungkin dia lagi nyetem sangkakala sekarang”
Sepertinya dia berpikir sangkala itu seperti gitar….
“Gawat banget kalo dia penasaran sama bunyi sangkakala, trus ditiup, trus tau-tau kiamat…” saya menimpali, gak lebih waras dari mereka.
“Iya gawat. Jangan sampe dia penasaran sama bunyi sangkakala deh. Tapi aku selalu ngebayangin bunyi sangkakala tuh kayak terompet gede yang dari kerang itu loh, tau kan?” sahabat-1 mempraktekkan cara meniupnya, “Mirip vuvuzela bunyinya” tambahnya mantap, obsesi piala dunia masih ada rupanya.
“Aku ngebayanginnya kayak terompet,” tambah saya, tiba-tiba membayangkan terompet tahun baru yang cempreng gak karuan…”Terompet besar yang bunyinya bagus,” saya tidak mau mereka membayangkan malaikat meniup terompet tahun baru!
“Semoga malaikat israfil gak sedih ya,” kata saya serius, “Karena pada saat pertama kali dia meniupkan sangkakala semuanya jadi binasa. Bisa dibayangin gak sih, melakukan tugas untuk pertama kalinya dan tiba-tiba semuanya hancur di depan mata…pasti dia mikir ‘jangan-jangan ini gara2 gue’…”
“hahaha…” sahabat-1&2 ngakak.
Beberapa menit kemudian…
“Udah-udah, kok jadi ngomongin malaikat sih?” tegur sahabat-2 setelah dia selesai tertawa2.
“Lah, kan kalo ngomongin orang dosa jadi mending ngomongin malaikat aja…iya gak ern?,” sahabat-1 saya ngaco.
Kami terdiam…agak merasa bersalah sama objek-objek yang kami gunjingkan barusan…
“Intinya malaikat kan gak kayak manusia yang punya emosi dan ketidakpatuhan. Jadi gak akan ada cerita dia penasaran sama sangkakala terus ditiup sebelum waktunya. Gak akan ada cerita dia bosen dan mati gaya nunggu datangnya tugasnya…hihi…emangnya kita, banyak maunya, banyak pengen taunya, banyak anehnya,”
“Astagfirullah, semoga israfil gak marah karena udah diomongin. Gawat kalo dia marah trus dia jadi niup sangkakala karena kesel sama kita,”
Sebuah statement penutup yang membuat kami kembali ke titik nol…
Kan sudah dibilang, malaikat itu bersih dari segala emosi, sayang 🙂